Hallo, Siapa di Situ?
(Art Buchwald)
(11) ADA suatu revolusi komunikasi yang sedang berlangsung di dunia saat ini. Tehnologi baru telah memungkinkan setiap orang saling bertegur-sapa dengan apa saja, dari satelit ke telepon mobil. Walaupun para ilmuwan telah memikirkan bagaimana orang dapat saling berhubungan satu dengan lainnya,tetapi persoalannya adalah tidak seorang pun yang tahu apakah alat-alat itu bermanfaat atau tidak. Saya sampai pada kesimpulan itu, ketika suatu hari seorang teman mengajak saya ikut ke mobilnya.
"Untuk apa kaugunakan alat itu?" tanya saya.
"Saya tidak dapat melakukan apa-apa tanpa ini. Lihat, hanya dengan menekan tombol ini,saya bisa menghubungi kantor."
Saya mendengar dengungan, dan ada suara memanggil," Ini, saya Mister Thunderbird. Apakah ada orang yang mencari saya?"
"Tidak ada,Pak."
"Kalau begitu, saya akan keliling lagi. Kalau ada yang telepon,langsung saja dimasukkan ke pesawat telepon mobilku ini."
"Bisnis harus dikurangi," kata saya."Kapan Anda bermaksud pensiun?"
"Saya sudah memikirkan hal itu,persis pada saat telepon ini kupasang dalam mobil."
"Anda berkeras hati. Pada saat Anda bisa berhubungan dengan mitra-kerja melalui telepon mobil ini, tak ada satu pun mitra-kerja yang telepon."
"Anda harus siap menghadapi kemungkinan-kemungkinan perubahan ekonomi," katanya.
Pas saat itu telepon mendengung.
"Ini dia," kata Thunderbird," Anda lihat kan, bagaimana pentingnya telepon? Kalau saya tidak memilikinya,mungkin orang lain yang akan mendapat proyek."
Dia lalu mengangkat gagang telepon." Hello. Ini Thunderbird berbicara."
"Apakah itu kamu, sayang?"
"Ya, manisku?"
"Di mana kamu sekarang?"
"Di Massachutetts Avenue dan Western."
"Bisakah kamu mampir di Wagshal, dan bawa pulang sapu pon daging, beberapa ketimun, dan satu dos bir?"
"Saya baru saja melewati Wagshal. Kenapa kau tidak suruh Tommy?"
"Dia keluar pergi entah ke mana. Tetapi mobilnya tidak ada telepon."
Thunderbird berkomat-kamit sesuatu dan memutar kendaraan.
"Seharusnya saya tidak memberi nomor telepon ini pada istri saya."
Telepon bunyi lagi. Dia sekretaris Thunderbird.
"Mister Thuderbird, pendeta Brooke dari Holly Cross baru saja telepon dan bilang membutuhkan US$ 10 ribu yang Bapak janjikan itu untuk membangun sebuah laboratorium baru sains"
"Tidakkah kamu bilang pada dia, kamu tidak bisa menemui saya?"
"Ya, tetapi saya tidak mengatakan bahwa ada telepon dalam mobil Bapak."
"Saya yang mengatakan," ujar Thunderbird.
Kami membeli daging di Wagshal dan bermaksud pergi ke Betesdha ke tempat pendeta Brooke. Telepon dengung lagi. Dan, lagi-lagi Ny. Thunderbird.
"Sayang, jadilah orang manis, tolong ya, jemput Johanna di Holton-Arms. Tampaknya dia ketinggalan mobil antar-jemputnya."
Thunderbird hampir saja membuang gagang telepon keluar mobil. Tetapi dengungan berbunyi lagi.
Thunderbird tampak mulai ceria, ketika mendengar suara yang menelponnya.
"Hai, Edi, darimana kamu memanggil?"
"Dalam mobil, dan kau sendiri?"
"Di mobilku pula. Ada apa gerangan?"
"Tak ada sesuatu. Saya hanya ingin bilang hello."
"Ya, hello, hello, dan hide ho!"
"Roger dan over and out."
"Kini Anda bisa lihat nilai kekaguman telepon mobil ini," kata Thunderbird.*
(12) ADA dua diplomat asing yang keampuan berbahasa Inggris-nya inim. Ketika tiba saat makan siang di gedung PBB, mereka berdiri di pojok kantin dan mendengarkan dengan seksama apa yang dipesan oleh diplomat lain. Diplomat lain yang ada di dekat mereka, memesan apple pie dan kopi,untuk makan siang. Sampai mereka bosan dan ingin mencoba yang lainnya.
Mereka pun mulai mendengar apa yang dipesan diplomat lainnya lagi. Nah,ketika mereka mendengar seorang memesan ham dan sandwich, maka mereka pun memesan dua jenis makanan itu kepada petugas kantin.
"Putih atau hitam (gandum)?" tanya pelayan kantin.
"Ham dan sandwich,"ujar pak diplomat mengulang pesanannya.
"Putih atau hitam?" tanya petugas kantin lagi.
"Ham dan sanwich," jawab diplomat itu mulai grogi.
Sang petugas pun mulai marah, lebih-lebih lagi karena antrian semakin panjang.
"Dengar, Jack," katanya sambil mengepalkan jari-jari tangannya ke depan hidung sang diplomat."Bilang, kamu mau yang hitam atau yang putih?"
"Appe pie dan kopi," jawab pak diplomat.*
(13) SI POLAN asal Klender melancong ke Perancis.Ini adalah petualangan pertamanya , sebab ia sama sekali tidak bisa berbahasa Perancis. Lalu segala komunikasi ia lakukan dalam bahasa tarsan.
Polan masuk restoran dan mulai pasang aksi memesan makanan. Dia tunjuk gambar botol dan gelas kepada wanita pelayan, maka ia memperoleh anggur. Berikutnya, ia tunjukkan pula gambar pisau, garpu dan ayam. Maka ia memperoleh makan malamnya. Sang wanita pelayan, merasa kasihan dan usai makan ia menunjukkan sebuah gambar ranjang antik pada Polan,sambil senyum-senyum genit.
Polan seketika berteriak," Astaga, bagaimana nona tahu saya ini pengusaha mebel antik dari Klender?" Tentu itu diucapkan dalam bahasa ibunya.*
(14) Tanya : Kapankah seorang suami bersedia membukakan pintu mobil untuk istrinya?
Jawab : Waktu dia bersama isteri baru atau mobil barunya.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar